Minggu, 19 September 2010

Uwak

*untuk sang nenek yang baru aja pergi


Wanita dalam pendiriannya,
tetap pada tanda tanya
ia melangkah
kau pikir senyum saat melayani suaminya
belaka kepasrahan?
Tidak. Kau tak mengerti.
Ia mengatur semua keputusannya.
Ia mengerti konsekuensinya.

Wanita dalam perjuangannya,
tetap pada metode 'trial-and-error'
ia merekareka
kau duga omel saat membesarkan anaknya
melulu keluhkesah?
Tidak. Kau tak faham.
Ia menanam harap yang dalam.
Ia hendak menuai generasi.

Wanita dalam perhitungannya,
tetap pada jalur langkah penuh rambu
ia menggambar peta
kau sangka kerutmerut saat menghadapi badaihidup
cuman keputusasaan terpendam?
Tidak. Kau tak tahu saja.
Ia mengkalkulasi keberhasilan keluarganya bertahan hidup.
Ia merentang umur anakanak dan suaminya.

Uwak aku. 
Wanita dengan semangat pejuang.
Wanita dengan tenaga prajurit.
Wanita dengan ketabahan seorang martir.
Uwak aku.
Cantik dalam ketuaan. Tua dalam kecantikan.
Saat ia merawat anak, cucu, cicit.
Tak satu kata keluhpun.
Saat ia layani suami, ipar, mertua.
Tak satu nada kesahpun.
Uwak aku.
dicintai cucu-cucu. disayangi anak.
satusatunya rekat keluarga yang tertinggal.
(akan sangat berat tetap bersatu tanpanya)
Uwak aku.
ilmuwan cerdas. tanpa ijazah satupun
filsuf brilian. tanpa teori satupun
dokter hebat. tanpa ijin praktik satupun
koki super. tanpa resep satupun
Uwak aku.
kini pergi. kembali pada Yang Menciptakan.
(semoga beristirahat tanpa cambukan, ya Allah)


PS: hujanturun deras subuh hari ini... dan akan terus turun selama seminggu
Huaaaaaaaaa.... uwak... cucumu belum sempat minta maaf....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar