sublimasi hasrat menulis seorang rendra. mewarisi nama dari orang yang berusaha ia samai kedigdayaannya
Minggu, 19 September 2010
Sehari Setelah Jenazah
Mentari masih menyapu
di pelataran pekuburan yang kemarin
kuantarkan uwakku beristirahat,
ketika aku lewat pagi ini.
Membawakan bunga.
Kutitipkan saja padanya. Kubilang 'jangan bilang dariku'.
Jejak kereta jenazah masih jelas
di atas tanah basah.
Pagi ini hangat sudah. Jauh beda dari kemarin
yang hujannya deras.
Meski satu ranting pohon keluarga
harus patah dan merabuk bumi,
rantingranting lain harus mau menghijau
terus bertunas dan berbunga.
Detik masih berdetak
waktu mentari beberes
di pelataran pekuburan yang
kemarin kuantarkan uwakku beristirahat.
Katanya, sambil menerima karangan bungaku
'akan kusiapkan air dalam vas terbaik,
dan kutandai >dari penggemar gelap<'.
Aku tersenyum. Dan beranjak.
'Harus ada yang melanjutkan cerita', gumamku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar