Minggu, 19 September 2010

Kisah Sinetron

Selalu aku membenci wajah-wajah bintang sinetron
yang terus saja mengotori layar tiviku
Kuhapal sudah perasaan ini: Bagaimana mereka
meramu dusta dan kecantikan lalu menjualnya
dengan label mimpi?
Kuingat juga: Beberapa dari kita tega tertawa
menyaksikan perhelatan penuh siasat jahat,
bahkan sambil berjamaah?
Ini kali muak sudah aku, perutku bergolak
mual habishabisan, mencincang habis semua
toleransi yang tersisa di sudut kulkas
dalam benak. Akhirnya terluap seporsi
muntahan menjijikkan yang tercampur
dengan lendirlendir benci: Baunya betulbetul
kritis menyakitkan

Satu hal aku tak mengerti: Remote kontrol
tepat di depan hidungku dan sama sekali
aku tak berniat meraihnya untuk mengganti saluran
tivi. Sambil menyeka bibirku bekas muntah:
"Sialan betul! Cewek itu manis sekali!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar